Minggu, 19 Agustus 2012

Rahasia Batu Kuda Gunung Manglayang

Sebagian masyarakat yang akan menapaki ke wilayah Batu Kuda yang terletak di kaki Manglayang diharuskan untuk berwudhu agar selamat dan diberkahi selama menjelajahi patilasan tersebut. Inilah legenda yang melekat mengenai kisah dibalik keberadaan PATUNG KUDA.

Keberadaan Batu Kuda memiliki aspek legend of history yang khas sebagai sempalan dari ceritera pembentukan Danau Bandung dan Tangkuban Parahu melalui Legenda Sangkuriang. Legenda sejarah yang unik itu oleh sebagian masyarakat telah di paten menjadi sesuatu yang amat sakral dan suci. Inilah yang menjadikan sebagian masyarakat yang akan menapaki ke wilayah Batu Kuda diharuskan untuk berwudhu dengan harapan agar selamat dan diberkahi selama menjelajahi patilasan tersebut.
Pemaparan lengkap mengenai patung kuda ini dapat kita jelajahi tulisan kang Cosa Rinaldy Ardiananda di geocorida.blogspot.com.
Batu Kuda adalah nama sebuah tempat yang terletak di sebelah selatan Gunung Manglayang. Keberadaan Batu Kuda memiliki aspek legend of history yang khas sebagai sempalan dari ceritera pembentukan Danau Bandung dan Tangkuban Parahu melalui Legenda Sangkuriang.
Legenda sejarah yang unik itu oleh sebagian masyarakat telah di paten menjadi sesuatu yang amat sakral dan suci. Sehingga oleh sebagian masyarakat yang akan menapaki ke wilayah Batu Kuda diharuskan untuk berwudhu agar selamat dan diberkahi selama menjelajahi patilasan tersebut.
Di sekitar lokasi kita akan melihat batu-batu besar yang terserak dengan ukuran yang bervariatif. Berdasarkan keterangan masyarakat sekitar kaki Manglayang, konon batu-batu yang berserakan di sekitar Wisata Alam Batu Kuda ini berasal dari letusan Gunung Sunda Purba ribuan tahun lalu, karena Gunung Manglayang merupakan salah satu tebing dari Gunung Sunda Purba yang terletak di sebelah timur.
Yang paling unik dari sekian banyak batu-batu yang berserakan di Batu Kuda adalah adanya sebuah batu-batu yang cukup besar. Satu batu berukuran raksasa mirip sekali dengan seekor kuda. Keunikan bentuk batu inilah yang menjadi dasar mengapa lokasi wisata ini dinamakan Batu Kuda.

Disamping itu ada juga batu besar yang lain dan bentuknya mirip sebuah kursi sofa besar. Konon penduduk setempat menyebutnya dengan julukan Batu Korsi. Kondisi Umum Perjalanan ke wilayah Batu Kuda dapat dilakukan mulai pagi hari. Disamping cuaca yang cukup cerah, pemandangan yang tersaji pun tak kalah menariknya dengan wilayah-wilayah wisata lain di sekitar Bandung Utara.
Pemandangan di dalam hutan yang merupakan tipe hutan produksi yang homogen (jenis pinus) memberikan nuansa tersendiri sebagai tempat wisata yang bersuhu sejuk dan bersih. Memandang ke arah selatan dari sebelah timur wilayah Batu Kuda, akan disuguhkan sebagian pemandangan cekungan Bandung yang khas pula bagaikan mangkuk yang dipenuhi oleh makanan kacang tanah.
Panorama dalam hutan di sekitar tempat bermain, berkumpul, dan bercengkrama sangat menakjubkan juga. Batang-batang pinus yang berusia nyaris sama membentuk batang-batang panjang yang berdiameter relatif sama pula sungguh sangat layak untuk dinikmati dan diabadikan dengan menggunakan kamera digital sebagai hiasan desktop pada PC anda.
Tempat tersebut sangat representatif untuk kegiatan pelajar, ekstrakurikuler, kegiatan warga (RT atau RW), dan kegiatan-kegiatan pendidikan lainnya. Hal-hal yang berbau mistik dan ghaib bolehlah dikatakan relatif tidak ada, sehingga tempat itu pun layak untuk dijadikan sarana camping bagi para penggemarnya.
Luas wilayah ini adalah 20 ha, yang meliputi KPLH Bandung Utara, BKPH Manglayang Barat, RPH Ujung Berung, Kabupaten Bandung, Kecamatan Ujung Berung, Desa Cibiru Wetan. Wana wisata ini terletak pada ketinggian antara 1.150 - 1.300 m dpl, morfologi wilayah pada umumnya bergelombang, kawasan ini mempunyai curah hujan 2.000 mm/th dengan suhu udara antara 19 -27 C.
Potensi dan Legenda Kawasan Wana wisata ini terdiri dari hutan tanaman campuan (pinus, kaliandra dan cemara). Sumber air yang ada berupa mata air yang saat ini dimanfaatkan untuk keperluan pengunjung dan masyarakat sekitar kawasan.
Potensi visual lanserkap didalam kawasan yang cukup menarik adalah hutan tanaman campuran dan hutan alam, batu kuda (batu yang mirip kuda), hutan pegunungan dan udara pegunungan yang sejuk. Wana wisata ini digunakan untuk harian dengan kegiatan yang dapat dilakukan antara lain adalah mendaki gunung, piknik dan lintas alam.
Sebagai obyek wisata Batu kuda sudah lama dikenal orang. Paling tidak oleh penduduk Bandung Timur yang sebelumnya mengenal Batu kuada sebagai tempat untuk mencari kayu bakar. Konon akibat penebangan liar hutan disekitar Batu kuda yang dulu lebar kini tinggal kenangan.
Bahkan penebangan hutan yang serampangan itu, wilayah Ujung Berung kini masih sering terendam air akibat banjir bendang dari kaki gunung Manglayang. Untunglah pihak perhutani segera mengelola hutan-hutan disitu.
Untuk tindakan pengaman, sejumlah polisi hutan dilibatkannya. Jadilah akhirnya batu kuda sebagai obyek wisata yang untuk umum baru dibuka sekitar tahun 1987. Menurut penduduk setempat, gunung Manglayang pada zaman dahulu merupakan tempat bertapanya Eyang Layang Kusumah (istrinya).
Manglayang merupakan tempat persinggahan kedua Eyang itu yang tidak diketahui asal dan tujuannya. Mereka selalu beristirahat dan bertapa serta memandikan kuda yang dapat terbang dan sakti, penduduk menyebutnya Kuda Semprani-digedogan (tempat pemandian kuda).
Manglayang menyimpan banyak hal historis tentang batu-batuan besar diantaranya yang menurut penduduk setempat didiami para karuhun (leluhur). Dibatu-batuan inilah, berbagai sesaji disimpan untuk persembahan. Sebagai rasa hormat kepada karuhun mereka.
Batu-batuan itu diantaranya bernama batu kuda yang mempunyai bentuk seekor kuda yang sedang duduk. Penduduk memitoskan dan mengutuskan Batu kuda sebagai jelmaan kuda semprani yang digunakan Eyang Layang Kusumah dan istrinya. Pada tahun 50-an sebelum terjadi longsor kedua.
Gunung Manglayang sangat angker. Penduduk tidak berani mendekati apalagi memegang tempat yang memiliki nilai historis, diantaranya batu kuda. Suatu hari ada seseorang yang tidak menghargai adat istiadat setempat. Dia malah manaiki dan tidur diatas Batu Kuda.
Ketika pulang orang tersebut mengalami penyakit yang sukar disembuhkan. Penyakit tersebut hanya dapat disembuhkan jika dia kembali ke Gunung Manglayang dan meminta maaf, melalu kuncen (perantara). Nilai hisoris lainnya juga terlihat pada longsor kedua tahun 1976.
Suatu hal yang sulit terbaca logika. Batu kuda yang mempunyai volume 500 meter kubik dapat menahan longsor yang tekanan dan jumlah tanahnya lebih besar sehingga daerah Cikoneng yang berada dibawah batu tersebut tidak terkena longsor.
Batu-batuan diantaranya bernama Batu Tumpeng, Batu Leuit, Batu Semar, Batu Keraton, Batu Ampar, Batu Korsi dan Batu Lamunan, Batu pasir Jirak, Pasir Kitumbak, curug kecapi, curug Cilengkrang dan curug pamujaan. Dibatu-batuan dan tempat itulah acapkali digunakan sebagai tempat pemujaan dan sesaji.
Aksesbilitas dan Fasilitas Fasilitas wisata yang disediakan guna memberi kenyamanan dan kepuasan bagi pengunjung antara lain adalah papan petunjuk, loket karcis, jalan setapak, MCK, instalasi air, bangku, shelter dan pemnadu wisata keramat (juru kunci).
Wana wisata ini dapat dicapai dari Kecamatan Ujung Berung (9 km) Cicadas (13 km) Cicalengka (13 km) dan dari Kabupaten/Kota Bandung (20 km), Garut (50 km). Kondisi jalan umumnya beraspal dan baik sehingga relatif dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun empat. Sarana transportasi umum yang ada berupa motor ojek dan colt carteran.
Akses termudah untuk mencapai wilayah ini adalah apabila kita menggunakan jalan masuk melalui pangkalan ojeg (sebelah kiri) sebelum Terminal Cileunyi setelah habis Jalan Percobaan (jalan dua arah) dari arah Kota Bandung. Dengan patokan pangkalan ojeg tadi dan mengambil jalan lurus kl. 8 km., maka ujung jalan tersebut merupakan gerbang utama Wana Wisata Batu Kuda.
Rekomendasi Wana Wisata Batu Kuda merupakan wilayah resapan (catchment area) dan sumber air bagi sebagian penduduk di wilayah Desa Cikoneng, Cinunuk, Cimekar, dan Cileunyi Kulon.
Keberadaan wilayah tersebut memberikan banyak manfaat,

Baitullah dari Google Earth

Dari sebuah site, juga dalam sebuah forum keagamaan diperlihatkan foto Baitullah yang berwarna putih, berbeda dengan objek-objek di sekitarnya. Terungkaplah kekaguman dan kesan “keajaiban” atas penampakan warna putih (berdimensi pemahaman bersih, suci) terhadap bangunan rumah tua (Kabah) yang saat ini tentu saja sudah tampak begitu cemerlang dan moderen.

Timbul pertanyaan dari benak kita, apalagi kebetulan site itu menunjukkan juga dengan “beberapa hoax” keajaiban lainnya seperti pohon rukuk, tulisan Allah pada tomat, tulisan tauhid pada labu, dan beberapa lainnya. Dengan begitu, tak terasa muncul pandangan bahwa warna putih dari citra satelit pada kabah itu merupakan pantulan dari “mujizat” yang ditunjukkan Allah kepada manusia. Kalau kita berkunjung ke sini , tampak bahwa di lingkungan Agama Kristen pun, beragam hoax sejenis bertebaran.

Tentu saja, tidak ada alasan untuk tidak mengagumi (baca : mengagungkan) ciptaanNya yang sempurna, seimbang. Lihat sekali lagi, amati sekali lagi… tidak ada sesuatu “tercela” dalam ciptaanNya, dalam prosesnya. Tak hentinya seluruh isi alam semesta ini bertasbih kepada penciptaNya. Kecuali tentunya sebagian manusia dan jin yang ingkar kepadaNya, kepada karuniaNya. Subhanallah, astagfirullah.

Citra Baitullah yang berdampingan dengan “hoax” tulisan Allah dalam semangka atau tulisan pada labu menimbulkan kesan “mukjizat”. Warna putih dari citra satelit itu menjadi (seolah-olah), diakibatkan oleh “kesucian” Ka’bah?

Benarkah demikian? Saya tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Yang jelas saya tahu, objek Kabah memang cukup besar dibanding objek-objek lain di sekitarnya. Ka’bah juga tahun 1941 pernah terendam banjir untuk kedua kalinya. Namun, saya tahu persis bahwa kain kiswah penutup dinding Kabah berwarna hitam dan itu tampak pada citra satelit Digital Globe tersebut yang kelihatan bahwa posisi pemotretan tidak tepat di atasnya (kalau tepat, maka warna hitam Kiswah tidak akan tampak), juga lantai-lantai kabah dari marmer dan ubin berwarna terang sampai putih, hampir di seluruh bagian luar Kabah, termasuk juga bagian atas Kabah (lantai 3), tempat orang melaksanakan thawaf dan sa’i di lantai atas. Jadi sangat wajar bahwa dengan citra digital dari cahaya tampak, maka warna putih akan muncul dari objek dengan warna yang sama. Sedangkan di sekitarnya, juga tampak bahwa objek-objek putih berwarna putih pula.

Jadi, menurut hemat penulis. Baitullah menonjol berwarna putih adalah akibat dari tekstur bangunan dan warnanya memang putih. Bahwa secara spiritual tempat itu agung dan istimewa, khususnya bagi ummat beragama Islam. Tentu saja tidak ada penyangkalannya. Berkunjung ke Ka’bah adalah cita-cita, harapan ummat Islam yang tak pernah padam, Pengalaman haji adalah perjalanan spiritual yang indah dan juga membahagiakan.

QS 48. Al Fath 23. Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu.

Sepenggal Kata….

PERPISAHAN
Ketika tiba saat perpisahan janganlah kalian berduka, sebab apa yang paling kalian kasihi darinya mungkin akan nampak lebih nyata dari kejauhan – seperti gunung yang nampak lebih agung terlihat dari padang dan dataran.

KATA TERINDAH
Kata yang paling indah di bibir umat manusia adalah kata ‘Ibu’, dan panggilan paling indah adalah ‘Ibuku’. Ini adalah kata penuh harapan dan cinta, kata manis dan baik yang keluar dari kedalaman hati.

SAHABAT SEJATI
Tidak ada sahabat sejati yang ada hanya kepentingan.

PERSAHABATAN
Persahabatan itu adalah tanggungjawaban yang manis, bukannya peluang.

SULUH HIDUP
Tuhan telah memasang suluh dalam hati kita yang menyinarkan pengetahuan dan keindahan;berdosalah mereka yang mematikan suluh itu dan menguburkannya ke dalam abu.

PENYAIR
Penyair adalah orang yang tidak bahagia, kerana betapa pun tinggi jiwa mereka, mereka tetap diselubungi airmata.

Penyair adalah adunan kegembiraan dan kepedihan dan ketakjuban, dengan sedikit kamus.

Penyair adalah raja yang tak bertakhta, yang duduk di dalam abu istananya dan cuba membangun khayalan daripada abu itu.

Penyair adalah burung yang membawa keajaiban. Dia lari dari kerajaan syurga lalu tiba di dunia ini untuk berkicau semerdu-merdunya dengan suara bergetar. Bila kita tidak memahaminya dengan cinta di hati, dia akan kembali mengepakkan sayapnya lalu terbang kembali ke negeri asalnya.

SUARA KEHIDUPANKU
Suara kehidupanku memang tak akan mampu menjangkau telinga kehidupanmu; tapi marilah kita cuba saling bicara barangkali kita dapat mengusir kesepian dan tidak merasa jemu.

KEINDAHAN KEHIDUPAN
Keindahan adalah kehidupan itu sendiri saat ia membuka tabir penutup wajahnya. Dan kalian  adalah kehidupannya itu, kalianlah cadar itu. Keindahan adalah keabadian yag termangu di depan cermin. Dan kalian; adalah keabadian itu, kalianlah cermin itu.

RUMAH
Rumahmu tak akan menjadi sebuah sangkar, melainkan tiang utama sebuah kapal layar.

PUISI
Puisi bukanlah pendapat yang dinyatakan. Ia adalah lagu yang muncul daripada luka yang berdarah atau mulut yang tersenyum.

NILAI
Nilai dari seseorang itu di tentukan dari keberaniannya memikul tanggungjawab, mencintai hidup dan pekerjaannya.

PENDERITAAN
Penderitaan yang menyakitkan adalah koyaknya kulit pembungkus kesedaran- seperti pecahnya kulit buah supaya intinya terbuka merekah bagi sinar matahari yang tercurah.

Kalian memiliki takdir kepastian untuk merasakan penderitaan dan kepedihan. Jika hati kalian masih tergetar oleh rasa takjub menyaksikan keajaiban yang terjadi dalam kehidupan, maka pedihnya penderitaan tidak kalah menakjubkan daripada kesenangan.

Banyak di antara yang kalian menderita adalah pilihan kalian sendiri – ubat pahit kehidupan agar manusia sembuh dari luka hati dan penyakit jiwa. Percayalah tabib kehidupan dan teguk habis ramuan pahit itu dengan cekal dan tanpa bicara.

SAHABAT
Sahabat adalah keperluan jiwa yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau subur dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu. Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa memerlukan kedamaian.

SIKAP MANUSIA
Jauhkan aku dari manusia yang tidak mahu menyatakan kebenaran kecuali jika ia berniat menyakiti hati, dan dari manusia yang bersikap baik tapi berniat buruk, dan dari manusia yang mendapatkan penghargaan dengan jalan memperlihatkan kesalahan orang lain.

DUA HATI
Orang yang berjiwa besar memiliki dua hati; satu hati menangis dan yang satu lagi bersabar.

HUTANG KEHIDUPAN
Periksalah buku kenanganmu semalam, dan engkau akan tahu bahwa engkau masih berhutang kepada manusia dan kehidupan.

INSPIRASI
Inspirasi akan selalu bernyanyi; kerana inspirasi tidak pernah menjelaskan.

POHON
Pohon adalah syair yang ditulis bumi pada langit. Kita tebang pohon itu dan menjadikannya kertas, dan di atasnya kita tulis kehampaan kita.

FALSAFAH HIDUP
Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan. Dan semua hasrat -keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan . Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran. Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta

KERJA
Bekerja dengan rasa cinta, bererti menyatukan diri dengan diri kalian sendiri,dengan diri orang lain dan kepada Tuhan.

Tapi bagaimanakah bekerja dengan rasa cinta itu ? Bagaikan menenun kain dengan benang yang ditarik dari jantungmu, seolah-olah kekasihmu yang akan memakainya kelak.

LAGU GEMBIRA
Alangkah mulianya hati yang sedih tetapi dapat menyanyikan lagu kegembiraan bersama hati-hati yang gembira.

KEBEBASAN
Ada orang mengatakan padaku, “Jika engkau melihat ada hamba tertidur, jangan dibangunkan, barangkali ia sedang bermimpi akan kebebasan.”
Kujawab,”Jika engkau melihat ada hamba tertidur, bangunkan dia dan ajaklah berbicara tentang kebebasan.”

ORANG TERPUJI
Sungguh terpuji orang yang malu bila menerima pujian, dan tetap diam bila tertimpa fitnah.

BERJALAN SEIRINGAN
Aku akan berjalan bersama mereka yang berjalan. Kerana aku tidak akan berdiri diam sebagai penonton yang menyaksikan perarakan berlalu.

DOA
Doa adalah lagu hati yang membimbing ke arah singgahsana Tuhan meskipun ditingkah oleh suara ribuan orang yang sedang meratap.

PENYIKSAAN
Penyiksaan tidak membuat manusia tak bersalah jadi menderita: penindasan pun tak dapat menghancurkan manusia yang berada di pihak Kebenaran: Socrates tersenyum ketika disuruh minum racun, dan Stephen tersenyum ketika dihujani dengan lemparan batu. Yang benar-benar menyakitkan hati ialah kesedaran kita yang menentang penyiksaan dan penindasan itu, dan terasa pedih bila kita mengkhianatinya.

KATA-KATA
Kata-kata tidak mengenal waktu. Kamu harus mengucapkannya atau menuliskannya dengan menyedari akan keabadiannya.

BICARA WANITA
Bila dua orang wanita berbicara, mereka tidak mengatakan apa-apa; tetapi jika seorang saja yang berbicara, dia akan membuka semua tabir kehidupannya.

KESEDARAN
Aku tidak mengetahui kebenaran mutlak. Tetapi aku menyedari kebodohanku itu, dan di situlah terletak kehormatan dan pahalaku.

ILMU DAN AGAMA
Ilmu dan agama itu selalu sepakat, tetapi ilmu dan iman selalu bertengkar.

NILAI BURUK
Alangkah buruknya nilai kasih sayang yang meletakkan batu di satu sisi bangunan dan menghancurkan dinding di sisi lainnya.

MENUAI CINTA
Manusia tidak dapat menuai cinta sampai dia merasakan perpisahan yang menyedihkan, dan yang mampu membuka fikirannya, merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang menyedihkan.

KEHIDUPAN
Sebab kehidupan tidak berjalan mundur, pun tidak tenggelam dimasa lampau.

KERJA
Kerja adalah wujud nyata cinta. Bila kita tidak dapat bekerja dengan kecintaan, tapi hanya dengan kebencian, lebih baik tinggalkan pekerjaan itu. Lalu, duduklah di gerbang rumah ibadat dan terimalah derma dari mereka yang bekerja dengan penuh suka cita.

SELAMATKAN AKU
Selamatkan aku dari dia yang tidak mengatakan kebenaran kecuali kalau kebenaran itu menyakiti; dan dari orang yang berperilaku baik tetapi berniat buruk; dan dari dia yang memperoleh nilai dirinya dengan mencela orang lain.

CINTA
Salahlah bagi orang yang mengira bahwa cinta itu datang kerana pergaulan yang lama dan rayuan yang terus menerus.

Cinta adalah tunas pesona jiwa, dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat, ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan abad.

CINTA
Ketika cinta memanggilmu maka dekatilah dia walau jalannya terjal berliku, jika cinta memelukmu maka dakaplah ia walau pedang di sela-sela sayapnya melukaimu.

CINTA
Cinta tidak menyedari kedalamannya dan terasa pada saat perpisahan pun tiba. Dan saat tangan laki-laki menyentuh tangan seorang perempuan mereka berdua telah menyentuh hati keabadian.

CINTA
Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia kerana cinta itu membangkitkan semangat- hukum-hukum kemanusiaan dan gejala alami pun tak mampu mengubah perjalanannya.

CINTA
Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini, pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang

ATAS NAMA CINTA
Jangan kau kira cinta datang dari keakraban yang lama dan pendekatan yang tekun. Cinta adalah kesesuaian jiwa dan jika itu tak pernah ada, cinta tak akan pernah tercipta dalam hitungan tahun bahkan abad.

CINTA YANG BERLALU
Cinta berlalu di depan kita, terbalut dalam kerendahan hati; tetapi kita lari daripadanya dalam ketakutan, atau bersembunyi di dalam kegelapan; atau yang lain mengejarnya, untuk berbuat jahat atas namanya.

CINTA LELAKI
Setiap lelaki mencintai dua orang perempuan, yang pertama adalah imaginasinya dan yang kedua adalah yang belum dilahirkan.

TAKDIR CINTA
Aku mencintaimu kekasihku, sebelum kita berdekatan, sejak pertama kulihat engkau.

Aku tahu ini adalah takdir. Kita akan selalu bersama dan tidak akan ada yang memisahkan kita.

CINTA PERTAMA
Setiap orang muda pasti teringat cinta pertamanya dan mencuba menangkap kembali hari-hari asing itu, yang kenangannya mengubah perasaan direlung hatinya dan membuatnya begitu bahagia di sebalik, kepahitan yang penuh misteri.

LAFAZ CINTA
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu… Aku ingin mencintaimu dengan sederhana… seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

LAFAZ CINTA
Jangan menangis, Kekasihku… Janganlah menangis dan berbahagialah, kerana kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah… kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan.

KALIMAH CINTA
Apa yang telah kucintai laksana seorang anak yang tak henti-hentinya aku mencintai… Dan, apa yang kucintai kini… akan kucintai sampai akhir hidupku, kerana cinta ialah semua yang dapat kucapai… dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya

CINTA DAN AIRMATA
Cinta yang dibasuh oleh airmata akan tetap murni dan indah sentiasa.

WANITA
Seorang wanita telah dilengkapi oleh Tuhan dengan keindahan jiwa dan raga adalah suatu kebenaran, yang sekaligus nyata dan maya, yang hanya bisa kita fahami dengan cinta kasih, dan hanya bisa kita sentuh dengan kebajikan.

BANGSA
Manusia terbahagi dalam bangsa, negara dan segala perbatasan. Tanah airku adalah alam semesta. Aku warganegara dunia kemanusiaan.

KESENANGAN
Kesenangan adalah kesedihan yang terbuka bekasnya. Tawa dan airmata datang dari sumber yang sama.
Semakin dalam kesedihan menggoreskan luka ke dalam jiwa semakin mampu sang jiwa menampung kebahagiaan;

WARISAN
Manusia yang memperoleh kekayaannya oleh kerana warisan, membangun istananya dengan yang orang-orang miskin yang lemah.

RESAH HATI
Jika manusia kehilangan sahabatnya, dia akan melihat sekitarnya dan akan melihat sahabat-sahabatnya datang dan menghiburkannya. Akan tetapi apabila hati manusia kehilangan kedamaiannya, dimanakah dia akan menemukannya, bagaimanakah dia akan bisa
memperolehinya kembali?

JIWA
Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui. Mereka dipisahkan kerana alasan duniawi dan dipisahkan di hujung bumi. Namun jiwa tetap ada di tangan cinta… terus hidup… sampai kematian datang dan menyeret mereka kepada Tuhan.

LUAHAN
Setitiss airmata menyatukanku dengan mereka yang patah hati; seulas senyum menjadi sebuah tanda kebahagiaanku dalam kewujudan… Aku merasa lebih baik jika aku mati dalam hasrat dan kerinduan…dari aku hidup menjemukan dan putus asa.

LAGU KEINDAHAN
Jika kamu menyanyikan lagu tentang keindahan, walau sendirian di puncak gurun, kamu akan didengari.

DIRI
Dirimu terdiri dari dua; satu membayangkan ia mengetahui dirinya dan yang satu lagi membayangkan bahawa orang lain mengetahui ia.

TEMAN MENANGIS
Kamu mungkin akan melupakan orang yang tertawa denganmu, tetapi tidak mungkin melupakan orang yang pernah menangis denganmu.

PEMAHAMAN DIRI
Orang-orang berkata, jika ada yang dapat memahami dirinya sendiri, ia akan dapat memahami semua orang. Tapi aku berkata, jika ada yang mencintai orang lain, ia dapat mempelajari sesuatu tentang dirinya sendiri.

HATI LELAKI
Ramai wanita yang meminjam hati laki-laki; tapi sangat sedikit yang mampu memilikinya.

PENULIS
Kebanyakan penulis menampal fikiran-fikiran mereka yang tidak karuan dengan bahan tampalan daripada kamus.

HARTA BENDA
Harta benda yang tak punya batas, membunuh manusia perlahan dengan kepuasan yang berbisa. Kasih sayang membangunkannya dan pedih peri nestapa membuka jiwanya.

OBOR HATI
Tuhan telah menyalakan obor dalam hatimu yang memancarkan cahaya pengetahuan dan keindahan; sungguh berdosa jika kita memadamkannya dan mencampakkannya dalam abu.

KESEPIAN
Kesepianku lahir ketika orang-orang memuji kelemahan-kelemahanku yang ramah dan menyalahkan kebajikan-kebajikanku yang pendiam.

KEABADIAN PANTAI
Aku berjalan selalu di pantai ini. Antara pasir dan buih, Air pasang bakal menghapus jejakku. Dan angin kencang menyembur hilang buih putih. Namun lautan dan pantai akan tinggal abadi

MEMAHAMI TEMAN
Jika kamu tidak memahami teman kamu dalam semua keadaan, maka kamu tidak akan pernah memahaminya sampai bila-bila.

MANUSIA SAMA
Jika di dunia ini ada dua orang yang sama, maka dunia tidak akan cukup besar untuk menampung mereka.

MENCINTAI
Kekuatan untuk mencintai adalah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada manusia, sebab kekuatan itu tidak akan pernah direnggut dari manusia penuh berkat yang mencinta.

CERMIN DIRI
Ketika aku berdiri bagaikan sebuah cermin jernih di hadapanmu,
kamu memandang ke dalam diriku dan melihat bayanganmu. Kemudian kamu berkata,
Aku cinta kamu.
Tetapi sebenarnya, kamu mencintai dirimu dalam diriku

KEBIJAKSANAAN
Kebijaksanaan tidak lagi merupakan kebijaksanaan apabila ia menjadi terlalu angkuh untuk menangis, terlalu serius untuk tertawa, dan terlalu egois untuk melihat yang lain kecuali dirinya sendiri.

KEBENARAN
Diperlukan dua orang untuk menemui kebenaran; satu untuk mengucapkannya dan satu lagi untuk memahaminya.

NYANYIAN PANTAI
Apakah nyanyian laut berakhir di pantai atau dalam hati-hati mereka yang mendengarnya?

Takbir Idul Fitri 1433 H Juga Bergema di Kota Bern Swiss

Bern "Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar. Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu Akbar walillaahil hamd" suara takbir terus bergema sejak pagi di Wisma Duta Guemligen, tempat kediaman Duta Besar RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechten. Hari itu, tempat tersebut dijadikan lokasi Salat Id bagi masyarakat muslim di Kota Bern, Swiss.
Matahari pagi belum lagi menyinari secara merata halaman Wisma Duta yang terletak dipinggiran kota Bern. Namun, warga muslim Indonesia dan keluarganya yang datang dari berbagai kota di Swiss seperti Zurich, Baden, St Gallen, Fribourg dan Jenewa sudah mulai memadati lapangan rumput tempat dilakukannya Salat Id. Selain muslim Indonesia, lokasi salat ini juga dihadiri umat Islam dari Swiss, Bosnia, Marokko yang bermukim di Bern.
Hari raya Idul Fitri tahun ini di Swiss jatuh pada hari Minggu 19 Agustus 2012. Hal itu memudahkan warga Indonesia untuk beramai-ramai menghadiri acara perayaan Idul Fitri 1433 H.
Dengan menggunakan kendaraan umum dan pribadi, warga Indonesia yang bermukim di Swiss rela untuk berangkat pagi-pagi bahkan ada yang sudah berangkat jam 5 pagi dari kota mereka untuk merayakan hari Raya Idul Fitri tahun ini di Bern.
Bertindak selaku Imam sekaligus Khatib salat adalah Muslich, seorang hakim Pengadilan Agama di Lombok yang memang diundang untuk mengisi kegiatan bulan Ramadan di Swiss. Selain menjadi imam dan khatib Salat Id, Muslich juga mengisi kegiatan Salat Tarawih, ceramah dan tadarusan selama Ramadan yang dilakukan dengan mengambil tempat secara bergantian di Wisma Duta dan ruang serba guna KBRI Bern.
Usai Salat Id, warga yang hadir memberikan ucapan selamat lebaran kepada Duta Besar RI, Djoko Susilo. Suasana haru dan uraian airmata tampak diwajah para hadirin, apalagi untuk mereka yang merantau jauh dari sanak keluarga di Indonesia.
Tepat pukul 11.00 waktu setempat, Dubes RI mengadakan acara Halal Bihalal bagi seluruh Masyarakat Indonesia. Acara dibuka dengan gema Salawat Badr yang disampaikan oleh anak-anak Indonesia yang tergabung dalam Pengajian An-Nuur.
Semakin siang acara semakin meriah, warga Indonesia nampak antusias untuk ikut berpartisipasi bernyanyi lagu dangdut dalam acara yang sudah halal bihalal tersebut. Puncaknya adalah penampilan tarian Jaipong dari warga Indonesia yang bermukim di Veves.
Tak terasa hari pun semakin sore, seakan warga Indonesia enggan untuk meninggalkan halaman Wisma Duta, akhirnya seorang warga mempersembahkan tari Bali untuk menutup acara halal bihalal.
Bulan Ramadan di Swiss kali ini memang dirasakan agak berat mengingat jatuh pada musim panas dimana puasa dilakukan selama sekitar 18 jam. Namun antusiasme warga Indonesia tetap tinggi, terbukti dengan penuhnya acara-acara pengajian, tarawih, ceramah dan buka puasa bersama yang hampir selalu ramai dihadiri oleh Warga Muslim Indonesia di Swiss
Dengan bergotong royong mereka membagi tugas untuk membawa takjil dan makanan untuk berbuka puasa bersama, yang penyelenggaraannya untuk tahun ini KBRI Bern menggandeng Pengajian An-Nuur Bern, yang merupakan salah satu wadah silaturahmi Masyarakat Muslim Indonesia di Swiss
Acara halal bihalal yang merupakan tradisi khas Indonesia ini berakhir pada pukul 14.00 waktu setempat setelah mencicipi makanan makan khas lebaran seperti Opor ayam, Rendang, Lontong Sayur dan kue-kue khas lebaran lainnya seperti nastar, kastengels dan kue sagu.(News Detik)

Berlebaran dan Etika Bertamu Yang Baik

 

Setelah menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh, tibalah bagi umat Islam untuk merayakan kemenangannya. Berlebaran. Berhari raya I’edul Fitri.
Dan salah kebiasaan unik yang hanya bisa ditemui di Indonesia adalah Halal Bihalal. Meminta kehalalan dan kemaafan dari masing-masing.
Yang pada prakteknya dilaksanakan setelah Sholat Iedul Fitri dan beberapa hari sesudahnya. Saling bertamu, kunjung-mengunjungi, bersilaturahmi.
Nah agar kunjungan dan pertamuan anda menyenangkan bagi kedua belah pihak , seyogyanya jika anda mengikuti beberapa etika bertamu, diantaranya :
Pahami waktu bertamu
Meski pada saat Lebaran, setiap waktu adalah “ sah “ untuk bertamu, namun akan lebih baik jika anda memahami kapan boleh-tidaknya kita bertamu. Pahami kapan tuan rumah ada di rumah.
Membuat janji
Jika tuan rumah yang anda tuju, termasuk orang yang sangat sibuk dan jarang dirumah, ada baiknya jika membuat janji terlebih dulu. Hal ini dapat menghindari kekecewaan karena tidak bertemu atau agar tuan rumah tidak merasa terganggu.
Ucapkan salam
Sebelum masuk rumah orang , ketuk pintu atau pencet bel. Juga disertai ucapan salam. Ulangi salam sebanyak 3 kali. Kalau sampai 3 kali tidak ada jawaban, sebaiknya anda menngurungkan niat dan meninggalkan rumah tersebut.
Sampaikan tujuan bertamu.
Dalam menyampaikan tujuan hendaknya singkat, jelas. Jangan sampai muncul salah paham atau salah pengertian dengan tuan rumah.
Tentu saja dengan kalimat yang sopan dan menyenangkan.
Tahu diri
Tamu hendaknya tahu diri, seberapa lama waktu yang layak untuk bertamu. Harus paham pula isyarat yang diberikan tuan rumah. Misal, tuan rumah yang berulang kali melihat kea rah jam dinding, itu berarti pertanda waktu pulang bagi si tamu.
Ucapkan terima kasih
Tamu perlu mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah atas penerimaannya yang baik dan menyenangkan. Bukankah tuan rumah telah rela menyisihkan waktunya ?
Berpamitan
Pada saat akan pulang, jangan lupa berpamitan kepada tuan rumah. Yang perlu dilakukan berjabatan tangan sambil menebar senyum.

Sabtu, 18 Agustus 2012

Eksotisme Kawasan Kawah Darajat

Wisata alam Cipanas Garut yang berada di kaki Gunung Gede tak bisa dipungkiri sebagai kawasan wisata yang paling digemari dan menyedot banyak pengunjung. Terlebih di momen-momen khusus seperti Lebaran, Natal, Tahun Baru, atau liburan anak sekolah menjadikan Cipanas tak ubahnya pasar atau mall yang dibanjiri warga yang berlibur. Meski demikian, Cipanas bukan satu-satunya wisata menarik di Garut karena masih banyak tempat lainnya, salah satunya Kawah Darajat.

Apa sesungguhnya yang menjadi daya tarik Kawah Darajat? Tiada lain kawasan ini memiliki kawah yang menghasilkan uap panas serta bentangan pemandangan alamnya yang terdiri dari deretan pegunungan serta perkebunan yang membuatnya menjadi spesial untuk dijadikan salah satu alternatif berwisata ke Kota Dodol. Banyak pengunjung yang datang ke Kawah Darajat melakukan aktifitas seperti trekking, menikmati pemandangan, pemotretan, maupun melakukan penelitian mengenai kawah.

Kawah Darat memiliki ketinggian rata-rata 1.920 meter diatas permukaan air laut (dpl) dengan konfigurasi umum lahannya yang berbukit dan berlembah serta memiliki tingkat kecuraman yang sedang dengan stabilitas tanah yang cukup baik. Jika musim kemarau terjadi akan berimplikasi pada produksi uap yang juga berkurang. Meski demikian, kadar produksi uap yang berkurang tak mampu menjadi penghalang pengunjung untuk rekreasi kesini.

Kawah darajat merupakan barisan gunung Papandayan yang mempunyai jenis gunung aktif dengan jumlah kawah 2 buah, namun banyak terdapat sumur uap yang berjumlah sekitar 24 buah, yang biasa digunakan oleh pihak Amoseas sebagai tenaga Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Kualitas lingkungan dikawasan ini dapat dibilang cukup baik, tingkat kebersihan yang sangat terjaga dan bentang alam yang baik.

Lokasi

Kawasan Kawah Darajat berada di Desa Padaawas, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut – Jawa Barat.

Selamat Berkunjung!

Sabtu, 11 Agustus 2012

Pesan Prabu Siliwangi ....

Pesan-pesan inilah yang dipercaya sebagai ramalan Prabu Siliwangi untuk kejadian yang akan terjadi dimasa yang akan datang.

Beginilah pesan-pesannya :

Pun, sapun kula jurungkeun
Mukakeun turub mandepun
Nyampeur nu dihandeuleumkeun
Teundeun poho nu baréto
Nu mangkuk di saung butut
Ukireun dina lalangit
Tataheun di jero iga!

Saur Prabu Siliwangi ka balad Pajajaran anu milu mundur dina sateuacana ngahiang : “Lalakon urang ngan nepi ka poé ieu, najan dia kabéhan ka ngaing pada satia! Tapi ngaing henteu meunang mawa dia pipilueun, ngilu hirup jadi balangsak, ngilu rudin bari lapar. Dia mudu marilih, pikeun hirup ka hareupna, supaya engké jagana, jembar senang sugih mukti, bisa ngadegkeun deui Pajajaran! Lain Pajajaran nu kiwari, tapi Pajajaran anu anyar, nu ngadegna digeuingkeun ku obah jaman! Pilih! ngaing moal ngahalang-halang. Sabab pikeun ngaing, hanteu pantes jadi Raja, anu somah sakabéhna, lapar baé jeung balangsak.”

Artinya :

Prabu Siliwangi berpesan pada warga Pajajaran yang ikut mundur pada waktu beliau sebelum menghilang :

“Perjalanan kita hanya sampai disini hari ini, walaupun kalian semua setia padaku! Tapi aku tidak boleh membawa kalian dalam masalah ini, membuat kalian susah, ikut merasakan miskin dan lapar. Kalian boleh memilih untuk hidup kedepan nanti, agar besok lusa, kalian hidup senang kaya raya dan bisa mendirikan lagi Pajajaran! Bukan Pajajaran saat ini tapi Pajajaran yang baru yang berdiri oleh perjalanan waktu! Pilih! aku tidak akan melarang, sebab untukku, tidak pantas jadi raja yang rakyatnya lapar dan miskin.”

Daréngékeun! Nu dék tetep ngilu jeung ngaing, geura misah ka beulah kidul! Anu hayang balik deui ka dayeuh nu ditinggalkeun, geura misah ka beulah kalér! Anu dék kumawula ka nu keur jaya, geura misah ka beulah wétan! Anu moal milu ka saha-saha, geura misah ka beulah kulon!

Artinya:

Dengarkan! Yang ingin tetap ikut denganku, cepat memisahkan diri ke selatan! Yang ingin kembali lagi ke kota yang ditinggalkan, cepat memisahkan diri ke utara! Yang ingin berbakti kepada raja yang sedang berkuasa, cepat memisahkan diri ke timur! Yang tidak ingin ikut siapa-siapa, cepat memisahkan diri ke barat!

Daréngékeun! Dia nu di beulah wétan, masing nyaraho: Kajayaan milu jeung dia! Nya turunan dia nu engkéna bakal maréntah ka dulur jeung ka batur. Tapi masing nyaraho, arinyana bakal kamalinaan. Engkéna bakal aya babalesna. Jig geura narindak!

Artinya:

Dengarkan! Kalian yang di timur harus tahu: Kekuasaan akan turut dengan kalian! dan keturunan kalian nanti yang akan memerintah saudara kalian dan orang lain. Tapi kalian harus ingat, nanti mereka akan memerintah dengan semena-mena. Akan ada pembalasan untuk semua itu. Silahkan pergi!

Dia nu di beulah kulon! Papay ku dia lacak Ki Santang! Sabab engkéna, turunan dia jadi panggeuing ka dulur jeung ka batur. Ka batur urut salembur, ka dulur anu nyorang saayunan ka sakabéh nu rancagé di haténa. Engké jaga, mun tengah peuting, ti gunung Halimun kadéngé sora tutunggulan, tah éta tandana; saturunan dia disambat ku nu dék kawin di Lebak Cawéné. Ulah sina talangké, sabab talaga bakal bedah! Jig geura narindak! Tapi ulah ngalieuk ka tukang!

Artinya:

Kalian yang di sebelah barat! Carilah oleh kalian Ki Santang! Sebab nanti, keturunan kalian yang akan mengingatkan saudara kalian dan orang lain. Ke saudara sedaerah, ke saudara yang datang sependirian dan semua yang baik hatinya. Suatu saat nanti, apabila tengah malam, dari gunung Halimun terdengar suara minta tolong, nah itu adalah tandanya. Semua keturunan kalian dipanggil oleh yang mau menikah di Lebak Cawéné. Jangan sampai berlebihan, sebab nanti telaga akan banjir! Silahkan pergi! Ingat! Jangan menoleh kebelakang!

Dia nu marisah ka beulah kalér, daréngékeun! Dayeuh ku dia moal kasampak. Nu ka sampak ngan ukur tegal baladaheun. Turunan dia, lolobana bakal jadi somah. Mun aya nu jadi pangkat, tapi moal boga kakawasaan. Arinyana engké jaga, bakal ka seundeuhan batur. Loba batur ti nu anggang, tapi batur anu nyusahkeun. Sing waspada!

Artinya:

Kalian yang di sebelah utara! Dengarkan! Kota takkan pernah kalian datangi, yang kalian temui hanya padang yang perlu diolah. Keturunan kalian, kebanyakan akan menjadi rakyat biasa. Adapun yang menjadi penguasa tetap tidak mempunyai kekuasaan. Suatu hari nanti akan kedatangan tamu, banyak tamu dari jauh, tapi tamu yang menyusahkan. Waspadalah!

Sakabéh turunan dia ku ngaing bakal dilanglang. Tapi, ngan di waktu anu perelu. Ngaing bakal datang deui, nulungan nu barutuh, mantuan anu sarusah, tapi ngan nu hadé laku-lampahna. Mun ngaing datang moal kadeuleu; mun ngaing nyarita moal kadéngé. Mémang ngaing bakal datang. Tapi ngan ka nu rancagé haténa, ka nu weruh di semu anu saéstu, anu ngarti kana wangi anu sajati jeung nu surti lantip pikirna, nu hadé laku lampahna. Mun ngaing datang; teu ngarupa teu nyawara, tapi méré céré ku wawangi. Ti mimiti poé ieu, Pajajaran leungit ti alam hirup. Leungit dayeuhna, leungit nagarana. Pajajaran moal ninggalkeun tapak, jaba ti ngaran pikeun nu mapay. Sabab bukti anu kari, bakal réa nu malungkir! Tapi engké jaga bakal aya nu nyoba-nyoba, supaya anu laleungit kapanggih deui. Nya bisa, ngan mapayna kudu maké amparan. Tapi anu marapayna loba nu arieu-aing pang pinterna. Mudu arédan heula.

Artinya:

Semua keturunan kalian akan aku kunjungi, tapi hanya pada waktu tertentu dan saat diperlukan. Aku akan datang lagi, menolong yang perlu, membantu yang susah, tapi hanya mereka yang bagus perangainya. Apabila aku datang takkan terlihat; apabila aku berbicara takkan terdengar. Memang aku akan datang tapi hanya untuk mereka yang baik hatinya, mereka yang mengerti dan satu tujuan, yang mengerti tentang harum sejati juga mempunyai jalan pikiran yang lurus dan bagus tingkah lakunya. Ketika aku datang, tidak berupa dan bersuara tapi memberi ciri dengan wewangian. Semenjak hari ini, Pajajaran hilang dari alam nyata. Hilang kotanya, hilang negaranya. Pajajaran tidak akan meninggalkan jejak, selain nama untuk mereka yang berusaha menelusuri. Sebab bukti yang ada akan banyak yang menolak! Tapi suatu saat akan ada yang mencoba, supaya yang hilang bisa diteemukan kembali. Bisa saja, hanya menelusurinya harus memakai dasar. Tapi yang menelusurinya banyak yang sok pintar dan sombong. dan bahkan berlebihan kalau bicara.

Engké bakal réa nu kapanggih, sabagian-sabagian. Sabab kaburu dilarang ku nu disebut Raja Panyelang! Aya nu wani ngoréhan terus terus, teu ngahiding ka panglarang; ngoréhan bari ngalawan, ngalawan sabari seuri. Nyaéta budak angon; imahna di birit leuwi, pantona batu satangtungeun, kahieuman ku handeuleum, karimbunan ku hanjuang. Ari ngangonna? Lain kebo lain embé, lain méong lain banténg, tapi kalakay jeung tutunggul. Inyana jongjon ngorehan, ngumpulkeun anu kapanggih. Sabagian disumputkeun, sabab acan wayah ngalalakonkeun. Engke mun geus wayah jeung mangsana, baris loba nu kabuka jeung raréang ménta dilalakonkeun. Tapi, mudu ngalaman loba lalakon, anggeus nyorang: undur jaman datang jaman, saban jaman mawa lalakon. Lilana saban jaman, sarua jeung waktuna nyukma, ngusumah jeung nitis, laju nitis dipinda sukma.

Artinya:

Suatu saat nanti akan banyak hal yang ditemui, sebagian-sebagian. Sebab terlanjur dilarang oleh Pemimpin Antar Waktu! Ada yang berani menelusuri terus menerus, tidak mengindahkan larangan, mencari sambil melawan, melawan sambil tertawa. Dialah Anak Gembala. Rumahnya di belakang sungai, pintunya setinggi batu, tertutupi pohon handeuleum dan hanjuang. Apa yang dia gembalakan? Bukan kerbau bukan domba, bukan pula harimau ataupun banteng. Tetapi ranting daun kering dan sisa potongan pohon. Dia terus mencari, mengumpulkan semua yang dia temui. Tapi akan menemui banyak sejarah/kejadian, selesai jaman yang satu datang lagi satu jaman yang jadi sejarah/kejadian baru, setiap jaman membuat sejarah. setiap waktu akan berulang itu dan itu lagi.

Daréngékeun! Nu kiwari ngamusuhan urang, jaradi rajana ngan bakal nepi mangsa: tanah bugel sisi Cibantaeun dijieun kandang kebo dongkol. Tah di dinya, sanagara bakal jadi sampalan, sampalan kebo barulé, nu diangon ku jalma jangkung nu tutunjuk di alun-alun. Ti harita, raja-raja dibelenggu. Kebo bulé nyekel bubuntut, turunan urang narik waluku, ngan narikna henteu karasa, sabab murah jaman seubeuh hakan.

Artinya:

Dengarkan! yang saat ini memusuhi kita, akan berkuasa hanya untuk sementara waktu. Tanahnya kering padahal di pinggir sungai Cibantaeun dijadikan kandang kerbau kosong. Nah di situlah, sebuah nagara akan pecah, pecah oleh kerbau bule, yang digembalakan oleh orang yang tinggi dan memerintah di pusat kota. semenjak itu, raja-raja dibelenggu. Kerbau bule memegang kendali, dan keturunan kita hanya jadi orang suruhan. Tapi kendali itu tak terasa sebab semuanya serba dipenuhi dan murah serta banyak pilihan.

Ti dinya, waluku ditumpakan kunyuk; laju turunan urang aya nu lilir, tapi lilirna cara nu kara hudang tina ngimpi. Ti nu laleungit, tambah loba nu manggihna. Tapi loba nu pahili, aya kabawa nu lain mudu diala! Turunan urang loba nu hanteu engeuh, yén jaman ganti lalakon ! Ti dinya gehger sanagara. Panto nutup di buburak ku nu ngaranteur pamuka jalan; tapi jalan nu pasingsal!

Artinya:

Semenjak itu, pekerjaan dikuasai monyet. Suatu saat nanti keturunan kita akan ada yang sadar, tapi sadar seperti terbangun dari mimpi. Dari yang hilang dulu semakin banyak yang terbongkar. Tapi banyak yang tertukar sejarahnya, banyak yang dicuri bahkan dijual! Keturunan kita banyak yang tidak tahu, bahwa jaman sudah berganti! Pada saat itu geger di seluruh negara. Pintu dihancurkan oleh mereka para pemimpin, tapi pemimpin yang salah arah!

Nu tutunjuk nyumput jauh; alun-alun jadi suwung, kebo bulé kalalabur; laju sampalan nu diranjah monyét! Turunan urang ngareunah seuri, tapi seuri teu anggeus, sabab kaburu: warung béak ku monyét, sawah béak ku monyét, leuit béak ku monyét, kebon béak ku monyét, sawah béak ku monyét, cawéné rareuneuh ku monyét. Sagala-gala diranjah ku monyét. Turunan urang sieun ku nu niru-niru monyét. Panarat dicekel ku monyet bari diuk dina bubuntut. Walukuna ditarik ku turunan urang keneh. Loba nu paraeh kalaparan. ti dinya, turunan urang ngarep-ngarep pelak jagong, sabari nyanyahoanan maresék caturangga. Hanteu arengeuh, yén jaman geus ganti deui lalakon.

Artinya:

Yang memerintah bersembunyi, pusat kota kosong, kerbau bule kabur. Negara pecahan diserbu monyet! Keturunan kita enak tertawa, tapi tertawa yang terpotong, sebab ternyata, pasar habis oleh penyakit, sawah habis oleh penyakit, tempat padi habis oleh penyakit, kebun habis oleh penyakit, perempuan hamil oleh penyakit. Semuanya diserbu oleh penyakit. Keturunan kita takut oleh segala yang berbau penyakit. Semua alat digunakan untuk menyembuhkan penyakit sebab sudah semakin parah. Yang mengerjakannya masih bangsa sendiri. Banyak yang mati kelaparan. Semenjak itu keturunan kita banyak yang berharap bisa bercocok tanam sambil sok tahu membuka lahan. mereka tidak sadar bahwa jaman sudah berganti cerita lagi.

Laju hawar-hawar, ti tungtung sagara kalér ngaguruh ngagulugur, galudra megarkeun endog. Génjlong saamparan jagat! Ari di urang ? Ramé ku nu mangpring. Pangpring sabuluh-buluh gading. Monyét ngumpul ting rumpuyuk. Laju ngamuk turunan urang; ngamukna teu jeung aturan. loba nu paraéh teu boga dosa. Puguh musuh, dijieun batur; puguh batur disebut musuh. Ngadak-ngadak loba nu pangkat nu maréntah cara nu édan, nu bingung tambah baringung; barudak satepak jaradi bapa. nu ngaramuk tambah rosa; ngamukna teu ngilik bulu. Nu barodas dibuburak, nu harideung disieuh-sieuh. Mani sahéng buana urang, sabab nu ngaramuk, henteu beda tina tawon, dipaléngpéng keuna sayangna. Sanusa dijieun jagal. Tapi, kaburu aya nu nyapih; nu nyapihna urang sabrang.

Artinya:

Lalu sayup-sayup dari ujung laut utara terdengar gemuruh, burung menetaskan telur. Riuh seluruh bumi! Sementara di sini? Ramai oleh perang, saling menindas antar sesama. Penyakit bermunculan di sana-sini. Lalu keturunan kita mengamuk. Mengamuk tanpa aturan. Banyak yang mati tanpa dosa, jelas-jelas musuh dijadikan teman, yang jelas-jelas teman dijadikan musuh. Mendadak banyak pemimpin dengan caranya sendiri. Yang bingung semakin bingung. Banyak anak kecil sudah menjadi bapa. Yang mengamuk tambah berkuasa, mengamuk tanpa pandang bulu. Yang Putih dihancurkan, yang Hitam diusir. Kepulauan ini semakin kacau, sebab banyak yang mengamuk, tidak beda dengan tawon, hanya karena dirusak sarangnya. seluruh nusa dihancurkan dan dikejar. Tetapi…ada yang menghentikan, yang menghentikan adalah orang sebrang.

Laju ngadeg deui raja, asalna jalma biasa. Tapi mémang titisan raja. Titisan raja baheula jeung biangna hiji putri pulo Dewata. da puguh titisan raja; raja anyar hésé apes ku rogahala! Ti harita, ganti deui jaman. Ganti jaman ganti lakon! Iraha? Hanteu lila, anggeus témbong bulan ti beurang, disusul kaliwatan ku béntang caang ngagenclang. Di urut nagara urang, ngadeg deui karajaan. Karajaan di jeroeun karajaan jeung rajana lain teureuh Pajajaran.

Artinya:

Lalu berdiri lagi penguasa yang berasal dari orang biasa. Tapi memang keturunan penguasa dahulu kala dan ibunya adalah seorang putri Pulau Dewata. Karena jelas keturunan penguasa, penguasa baru susah dianiaya! Semenjak itu berganti lagi jaman. Ganti jaman ganti cerita! Kapan? Tidak lama, setelah bulan muncul di siang hari, disusul oleh lewatnya komet yang terang benderang. Di bekas negara kita, berdiri lagi sebuah negara. Negara di dalam negara dan pemimpinnya bukan keturunan Pajajaran.

Laju aya deui raja, tapi raja, raja buta nu ngadegkeun lawang teu beunang dibuka, nangtungkeun panto teu beunang ditutup; nyieun pancuran di tengah jalan, miara heulang dina caringin, da raja buta! Lain buta duruwiksa, tapi buta henteu neuleu, buaya eujeung ajag, ucing garong eujeung monyét ngarowotan somah nu susah. Sakalina aya nu wani ngageuing; nu diporog mah lain satona, tapi jelema anu ngélingan. Mingkin hareup mingkin hareup, loba buta nu baruta, naritah deui nyembah berhala. Laju bubuntut salah nu ngatur, panarat pabeulit dina cacadan; da nu ngawalukuna lain jalma tukang tani. Nya karuhan: taraté hépé sawaréh, kembang kapas hapa buahna; buah paré loba nu teu asup kana aseupan……………………….. Da bonganan, nu ngebonna tukang barohong; nu tanina ngan wungkul jangji; nu palinter loba teuing, ngan pinterna kabalinger.

Artinya:

Lalu akan ada penguasa, tapi penguasa yang mendirikan benteng yang tidak boleh dibuka, yang mendirikan pintu yang tidak boleh ditutup, membuat pancuran ditengah jalan, memelihara elang dipohon beringin. Memang penguasa buta! Bukan buta pemaksa, tetapi buta tidak melihat, segala penyakit dan penderitaan, penjahat juga pencuri menggerogoti rakyat yang sudah susah. Sekalinya ada yang berani mengingatkan, yang diburu bukanlah penderitaan itu semua tetapi orang yang mengingatkannya. Semakin maju semakin banyak penguasa yang buta tuli. memerintah sambil menyembah berhala. Lalu anak-anak muda salah pergaulan, aturan hanya menjadi bahan omongan, karena yang membuatnya bukan orang yang mengerti aturan itu sendiri. Wajar saja bila kolam semuanya mengering, pertanian semuanya puso, bulir padi banyak yang diselewengkan, sebab yang berjanjinya banyak tukang bohong, semua diberangus janji-janji belaka, terlalu banyak orang pintar, tapi pintar kebelinger.

Ti dinya datang budak janggotan. Datangna sajamang hideung bari nyorén kanéron butut, ngageuingkeun nu keur sasar, ngélingan nu keur paroho. Tapi henteu diwararo! Da pinterna kabalinger, hayang meunang sorangan. Arinyana teu areungeuh, langit anggeus semu beureum, haseup ngebul tina pirunan. Boro-boro dék ngawaro, malah budak nu janggotan, ku arinyana ditéwak diasupkeun ka pangbérokan. Laju arinyana ngawut-ngawut dapur batur, majarkeun néangan musuh; padahal arinyana nyiar-nyiar pimusuheun.

Artinya:

Pada saat itu datang pemuda berjanggut, datangnya memakai baju serba hitam sambil menyanding sarung/gembolan kain tua. Membangunkan semua yang salah arah, mengingatkan pada yang lupa, tapi tidak dianggap. Karena pintar kebelinger, maunya menang sendiri. Mereka tidak sadar, langit sudah memerah, asap mengepul dari perapian. Alih-alih dianggap, pemuda berjanggut ditangkap dimasukan kepenjara. Lalu mereka mengacak-ngacak tanah orang lain, beralasan mencari musuh tapi sebenarnya mereka sengaja membuat permusuhan.

Sing waspada! Sabab engké arinyana, bakal nyaram Pajajaran didongéngkeun. Sabab sarieuneun kanyahoan, saenyana arinyana anu jadi gara-gara sagala jadi dangdarat. Buta-buta nu baruta; mingkin hareup mingkin bedegong, ngaleuwihan kebo bulé. Arinyana teu nyaraho, jaman manusa dikawasaan ku sato!

Artinya:

Waspadalah! sebab mereka nanti akan melarang untuk menceritakan Pajajaran. Sebab takut ketahuan, bahwa mereka yang jadi gara-gara selama ini. Penguasa yang buta, semakin hari semakin berkuasa melebihi kerbau bule, mereka tidak sadar jaman manusia sudah dikuasai oleh kelakuan hewan.

Jayana buta-buta, hanteu pati lila; tapi, bongan kacarida teuing nyangsara ka somah anu pada ngarep-ngarep caringin reuntas di alun-alun. Buta bakal jaradi wadal, wadal pamolahna sorangan. Iraha mangsana? Engké, mun geus témbong budak angon! Ti dinya loba nu ribut, ti dapur laju salembur, ti lembur jadi sanagara! Nu barodo jaradi gélo marantuan nu garelut, dikokolotan ku budak buncireung! Matakna garelut? Marebutkeun warisan. Nu hawek hayang loba; nu boga hak marénta bagianana. Ngan nu aréling caricing. Arinyana mah ngalalajoan. Tapi kabarérang.

Artinya:

Kekuasaan penguasa buta tidak berlangsung lama, tapi karena sudah kelewatan menyengsarakan rakyat yang sudah berharap agar ada mukjizat datang untuk mereka. Penguasa itu akan menjadi tumbal, tumbal untuk perbuatannya sendiri, kapan waktunya? Nanti, saat munculnya anak gembala! di situ akan banyak huru-hara, yang bermula di satu daerah semakin lama semakin besar meluas di seluruh negara. yang tidak tahu menjadi gila dan ikut-ikutan menyerobot dan bertengkar. Dipimpin oleh pemuda gendut! Sebabnya bertengkar? Memperebutkan tanah. Yang sudah punya ingin lebih, yang berhak meminta bagiannya. Hanya yang sadar pada diam, mereka hanya menonton tapi tetap terbawa-bawa.

Nu garelut laju rareureuh; laju kakara arengeuh; kabéh gé taya nu meunang bagian. Sabab warisan sakabéh béak, béakna ku nu nyarekel gadéan. Buta-buta laju nyarusup, nu garelut jadi kareueung, sarieuneun ditempuhkeun leungitna nagara. Laju naréangan budak angon, nu saungna di birit leuwi nu pantona batu satangtung, nu dihateup ku handeuleum ditihangan ku hanjuang. Naréanganana budak tumbal. sejana dék marénta tumbal. Tapi, budak angon enggeus euweuh, geus narindak babarengan jeung budak anu janggotan; geus mariang pindah ngababakan, parindah ka Lebak Cawéné!

Artinya:

Yang bertengkar lalu terdiam dan sadar ternyata mereka memperebutkan pepesan kosong, sebab tanah sudah habis oleh mereka yang punya uang. Para penguasa lalu menyusup, yang bertengkar ketakutan, ketakutan kehilangan negara, lalu mereka mencari anak gembala, yang rumahnya di ujung sungai yang pintunya setinggi batu, yang rimbun oleh pohon handeuleum dan hanjuang. Semua mencari tumbal, tapi pemuda gembala sudah tidak ada, sudah pergi bersama pemuda berjanggut, pergi membuka lahan baru di Lebak Cawéné!

Nu kasampak ngan kari gagak, keur ngelak dina tutunggul. Daréngékeun! Jaman bakal ganti deui. tapi engké, lamun Gunung Gedé anggeus bitu, disusul ku tujuh gunung. Génjlong deui sajajagat. Urang Sunda disarambat; urang Sunda ngahampura. Hadé deui sakabéhanana. Sanagara sahiji deui. Nusa Jaya, jaya deui; sabab ngadeg ratu adil; ratu adil nu sajati.

Artinya:

Yang ditemui hanya gagak yang berkoar di dahan mati. Dengarkan! jaman akan berganti lagi, tapi nanti, Setelah Gunung Gede meletus, disusul oleh tujuh gunung. Ribut lagi seluruh bumi. Orang sunda dipanggil-panggil, orang sunda memaafkan. Baik lagi semuanya. Negara bersatu kembali. Nusa jaya lagi, sebab berdiri ratu adil, ratu adil yang sejati.

Tapi ratu saha? Ti mana asalna éta ratu? Engké ogé dia nyaraho. Ayeuna mah, siar ku dia éta budak angon!

Artinya:

Tapi ratu siapa? darimana asalnya sang ratu? Nanti juga kalian akan tahu. Sekarang, cari oleh kalian pemuda gembala.

Jig geura narindak! Tapi, ulah ngalieuk ka tukang!

Artinya:

Silahkan pergi, ingat jangan menoleh kebelakang!